Musnah Jiwaku
Kerangka ini hanya akan menjadi abuSedu dalam kelabu sunyi
Dan disinilah aku, sang penyendu pilu
Tersedak dalam sengau mentari
Sunyi....
Aku tak dapat melihat rupaku
Tenggelam dalam laut berdebu
Sunyi sepi menggantung disini
Pelupuk mata yang kian tertutupi
Musnah sudah harapku
Tersenyum ragu dalam tangisku
Terlambung menuju sengsara
Bagai bara yang meronta ria
Tak perlu kau pijak harapan itu
Cukup sudah kau retak jiwaku
Serpihan kata hanyalah debu
Yang kian kotori, nodai, dan penuhi kenanganku
Coba lihat langit itu!
Tersenyum silaukan matanya menunggu?
Tersedu lirik sebatang benalu
Usik hidupku yang membatu
Hinggapi asa dalam sunyi jiwa musnahku
Senja Dunia
Hatiku batuSepercik ombak dalam kelabu
Terseret waktu yang kian menderu
Dan terkoyak dalam laguku
Hatiku membeku
Terhanyut sunyi gelapku
Terpelanting jauh dari harapku
Meronta dan tawa menjadi satu
Sediam angin badai
Berusaha menerjang semburat senja
Mengamuk dalam air mata
Yang takkan tertumpah karna asa
Tapi aku berbeda
Pilihanku untuk semua
Akhirnya kau hancurkan jua
Tak peduli kejam dan sakitnya
Coba amati
Ombak itu masih berderu lirih
Dan angin itu masih bernyanyi
Namun semuanya masih saja merintih
Tercekik dalam dunia yang kian memekik
Janji Hampamu
Jam serasa membisuTanpa dentangan berarti
Dan aku
Masih menangis dalam kesunyian ini
Duduk lemas dan menyalahkan diri
Itulah yang bisa aku lakukan kini
Terngiang kembali janjimu
Bibir merah itu mengucap
Dan aku percayai itu
Kini angin utara telah berlalu
Namun sosokmu tak kunjung menghampiri
"Kau kan menjadi gadis yang tegar, bukan?"
Katamu terngiang lagi
Kini sudah cukup lama aku menunggu
Mentari matahari menjelang
Hari demi hari
Dan waktu hanya melaluiku begitu saja
Linangan air mata bercampur derita
Kau tak menepati janjimu
Untuk kembali datang menjemputku
Ku dekap erat lututku
Menunggu dalam kegelapan
Meski aku tahu,
Cahaya itu tak akan pernah datang
Aku sendiri
Berpegang semu dalam janjimu
Janji hampa yang kian berlalu
Nostalgia
Aku masih ingatKetika aku menekuk lutut di depan kamar itu
Derai air mata tak berhenti menetes
Mengeluarkan segala tekanan hati
Aku masih ingat
Betapa sakitnya hari itu
Betapa air mata ini tumpah
Dan tak mau berhenti lagi
Dan aku hanya bisa menekuk lutut
Menyembunyikan apa yang telah terjadi
Menangis sendiri dalam kesunyian
Aku masih ingat
Berapa kali aku menghapus air mata
Namun semua sia-sia
Ini akan tetap mengalir
Seperti lantunan lagu pilu dalam hati
Leher tercekat tak bersuara
Mata menutup tak mau melihat
Bahkan telinga menuli
Seakan tak ingin tahu apa yang terjadi
Dan kini aku bernostalgia dalam angan
Saat dimana dunia gelap semakin menjadi-jadi
Aku berlari....
Berlari tuk lupakan semua
Apa yang telah terjadi
All by: Ovie Aulia Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar